[FANFICT] Kado Terakhir
Aku masih duduk dikelas 2 SMA. Dikelas ku duduk seorang gadis manis yang tubuhnya tidak terlalu tinggi, dengan rambut yang diikat. Dari awal aku sudah tertarik dengan gadis lugu, cantik, manis ini. Kami sebenarnya tidak terlalu dekat, tapi aku terus berusaha agar dia bisa sedikit peka dengan perasaan ku. Dia anak yang rajin, dan terkenal pintar dikelas. Namanya Ayana~ nama lengkapnya Ayana Shahab. Dari namanya saja sudah terbayang kan bagaimana lucu dan manis nya dia? hehe.. mungkin dia kurang dikenal siswa-siswa disekolah, dia eksis diantara guru-guru karena kepandaiannya.Oh iya aku lupa memperkenalkan diri, aku Rayhan Caesar. Sebutan untuk namaku dikalangan teman-teman Rayhan. ntah kenapa~ oh iya balik lagi masalah gadis yang bernama Ayana tadi.
Di hari senin tepat pada saat akan dilaksanakan upacara bendera, aku memang sedang tidak enak badan dari semalam, itu karena semalaman depan komputer. Jadi sedikit pusing. Pagi hari selagi masih dikelas, aku bersiap siap dengan atribut lengkap untuk masuk ke lapangan. Bersama 3 orang teman laki-laki ku. Tapi tiba-tiba terlihat sesosok gadis yang sedang bingung didalam kelas, ntah apa yang sebenarnya dia cari. Aku pun mencoba untuk menegur Ayana "Ay lagi cari apa sih?" sahutku, "hmm engga kok, lagi cari sesuatu.." jawabnya malu-malu. "oh gitu ya, yaudah aku duluan yah Ay, keburu guru marah-marah nih" sambil berlalu. Aku tidak terlalu ingin tahu apa urusan dia tadi.
Upacara pun dimulai, seperti biasa berjalan dengan baik di barisan depan.. dan sangat gaduh dibarisan belakang. Pak Mamat mulai berkeliling untuk menertibkan upacara, dan memeriksa atribut dari semua peserta. Yaaa yang gak lengkap sih biasanya dijemur, barisannya dipisah. Kebetulan dengan pede nya aku memakai atribut lengkap yang sudah disiapkan semalam sebelumnya. Dari barisan di bagian tengan terlihat Ayana yang sedang khawatir dan melihat kondisi sekitarnya. Ternyata dia lupa membawa topi yang seharusnya wajib dibawa saat upacara. Aku mulai khawatir dia dapat sanksi dari Pak Mamat yang saat itu sedang inspeksi. Pak Mamat berjarak sekitar beberapa barisan lagi darinya. Tapi dengan sigap! tap! aku langsung memakaikan topi tersebut kepada Ayana. Dia pun kaget dan seketika "Ra .. Rayhan?" "ssstttt" bisikku pelan. Dengan cepat aku langsung kembali ke barisan. Daaaaann ... buk~ pundakku ditepuk oleh tangan orang yang selama ini ditakuti oleh para siswa. "Cepat~ kesana, gabung bersama teman yang tidak disiplin yang lainnya!" sedikit lantang. "Baik pak!" aku seketika berlari menghampiri barisan yang menghadap ke barat, tepat ke matahari. Ada beberapa orang siswa yang sebaris denganku. mulai dari anak kelas X sampai kelas XII. Panas terik pagi memang tidak menyengat seperti siang hari, tapi apa daya kepala ku mulai terasa pusing. Aku coba untuk bertahan sampai upacara ini selesai. Mungkin ini pusing yang dari semalam Aku rasakan, masuk angin. Dengan tubuh yang mulai lemas, Aku berusaha untuk tetap berdiri menghadap matahari tanpa menggunakan topi. Upacara pun selesai tanpa aku tau prosesnya karena kepala ku mulai pusing tidak tertahankan. Lalu dengan sadar aku coba melangkah ke kelas untuk sedikit beristirahat. Tapi tiba tiba tubuh ku sudah lemas dan.. gubrak~ Aku pingsan di koridor menuju ke kelas.
Beberapa menit kemudian aku tersadar sudah ada di dalam ruang UKS sekolah. Disamping ku sudah berdiri teman teman ku.. Aal, Rizal, dan Rizky. Mungkin mereka yang membawa ku kesini. Tiba-tiba dari pintu terdengar ketukan. Lalu aku kaget melihat sesosok gadis yang aku kagumi masuk. Dia Ayana.. Yaa dengan wajahnya yang polos masuk ke samping tempat ku tidur, sambil menjinjing topi yang tadi sempat aku pinjamkan. Dia pun menegur "Gimana keadaan nya? udah baikan kan?" dengan lembutnya. "Iya udah kok Ay.. gapapa~" sambil tersenyum. Tiba-tiba Aal dan Rizal pergi meninggalkan UKS, ntah kemana. Yang tersisa hanya saya, Rizky, dan Ayana. Rizky temen ku yang paling anteng kalo lagi baca komik, jadi dia hanya duduk di dekat pintu UKS sambil membaca komik "Detective Conan" yang selewat aku liat. Di dalam hanya aku dan Ayana. Ayana membuka pembicaraan "Ray, makasih yah tadi udah pinjemin aku topi" dengan muka sedikit malu. "Iya Ay sama sama.." ucapku, kupikir Ayana yang pemalu ini tidak akan menjenguk ku ke UKS. "tapi gara-gara kamu pinjemin topinya kamu jadi kena sanksi kan" sahutnya. "Aaah gapapa kok, ini cuma pusing biasa.." sahutku. "daripada aku liat kamu disana yang di hukum Ay, mending aku aja :)" dalam hatiku. Ayana hanya terdiam seolah bingung mau bicara apalagi. lalu "Ray aku kekelas duluan yah, soalnya guru nya udah ada" .. "iya Ay :)" balasku, Ayana pun pergi meninggalkan ku dengan senyumnya. Beberapa menit kemudian Aal dan Rizal masuk dengan membawa semangkuk bubur ayam untuk ku. Ternyata mereka membelikan bubur ayam untukku.
Keesokan harinya aku sudah merasa kembali segar. Berangkat ke sekolah dengan biasa. Tapi ntah masih terpikirkan peristiwa kemaren, saat Ayana datang menghampiri ku. Benar-benar momen yang jarang ku dapatkan dari Ayana yang pendiam. Apalagi mendapatkan eyecontact yang lumayan lama. Sungguh bahagia.. Hari-hari berjalan seperti biasa, tapi yang sedikit aneh sekarang adalah aku sempat melirik ke Ayana yang duduk di barisan kedua, dan dia pun tertangkap sering melirikku juga. Waah mungkin dia sudah bisa anggap kalo aku ada.
Yang susah untuk diungkapkan itu merubah perasaan kedalam kata-kata! itu yang aku rasakan sekarang.. sejak peristiwa upacara bendera aku semakin dekat dengan Ayana. Tapi memang masih malu-malu, Aku tidak tahu perasaan Ayana sesungguhnya kepadaku. Aku takut untuk mengatakan sejujurnya~ Sampai akhirnya kita di ujung akhir kelas 3 SMA. Aku sudah bersiap untuk menjadi mahasiswa. Dengan hubunganku dan Ayana yang memang tidak ada perubahan, kupikir Ayana memang tidak mempunyai rasa yang sama seperti yang aku rasakan dari dulu. Yaaa bagaimana lagi.. Tepat 2 hari setelah pesta perpisahan adalah hari ulang tahunku. Memang aku tidak mendakan pesta secara meriah. Tapi dari jauh diantara teman-teman terlihat Ayana yang berlari menghampiriku di dekat taman kota sewaktu aku sedang jalan bersama temanku. "Selamat ulang tahun Rayhan" tiba-tiba sambil memberika sebuah kotak, dengan wajahnya yang manis. "Ayana? ka kamuu.. ma..makasih ya Ay" jawabku gugup. Setelah memberikan kotak tersebut Ayana langsung pergi sambil dengan senyum yang beda dari yang sering aku lihat. "Ay.. kamu mau kemana?" sahutku.. sahutan ku bagaikan hembusan angin. Ayana masuk kedalam mobil warna hitam disebrang jalan.
Dirumah.. dengan rasa gugup, penasaran aku pun membuka kotak yang Ayana beri kepadaku kemarin. Hasilnya aku melihat sebuah topi SMA yang dibaliknya tertulis nama 'Ayana Shahab' kelas XI IPA 7. Ternyata ini adalah topi Ayana kelas XI yang dia berikan kepadaku. Dibarengi dengan selembar surat yang berisi "Selamat ulang tahun pahlawanku". Dengan ini aku tertunduk tidak menyangka, ternyata dia mengingat betul peristiwa upacara itu. Dan ternyata dia pun menyimpan perasaan yang sama kepadaku. Aku tau setelah bertanya-tanya kepada teman sekelasku yang dekat dengan nya dulu. Satu lagi fakta yang membuatku berlinang air mata. Ayana sekarang sedang melanjutkan studi nya di Jepang dan tinggal bersama ayahnya yang kebetulan bekerja disana. Ntah kapan aku bisa bertemu dengannya lagi. "Ay.... makasih untuk topi ini"
inspired by Ayana Shahab (JKT48)
0 komentar:
Posting Komentar